Renungan Untuk Bumi Pertiwi




Sumber gambar : islam.nu.or.id
Renungan Untuk Bumi Pertiwi

Oleh: Yuni Auliana Putri 
(Mahasiswi Jurusan Kimia UM)

*Tulisan telah dimuat pada kolom Opini Koran Malang Post 
Berita duka kembali menyelimuti bumi pertiwi. Bencana alam tak henti-henti mendatangi negeri ini. Belum kering air mata kita dengan duka saudara-saudara kita di Palu dan Lombok. Air mata justru semakin deras ketika mendengar tsunami di Banten  baru-baru ini.
Alam seolah-olah tak bosan mengingatkan kita untuk kembali taat pada Penciptanya. Tak terhitung lagi kerugian materi akibat bencana disepanjang tahun 2018 ini. Dan yang semakin menyayat hati tentu ialah  kehilangan orang yang kita sayangi. Seperti yang dialami oleh vokalis Band Seventeen yang kehilangan istrinya akibat tsunami Banten. Tak hanya istrinya, teman-teman satu grup bandnya juga turut menjadi korban tewas akibat tsunami tersebut. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan bahwa “Sampai saat ini pukul 13.00 WIB, tercatat ada 426 orang meninggal”(detik.com/28 Desember 2018).
Maka coba untuk kita merenungi sejenak kejadian alam ini. Bencana alam seperti gempa, tsunami, gunung meletus dan lainnya merupakan bagian dari hukum alam. Hukum alam ini sudah menjadi hal yang alamiah sebagai salah satu dampak dari proses yang terjadi di Bumi. Hal ini tentu kita tidak dapat menghalanginya, apalagi mencoba menolaknya. Salah satu yang dapat kita lakukan ialah tetap waspada. Adapun sikap korban dan keluarga korban ialah tetap ridha atau rela dan sabar terhadap apa yang sudah menjadi keputusan Sang Maha Pemberi Kehidupan. Tentu disetiap ketetapan yang memang sudah Allah SWT berikan kepada manusia ada hikmah yang selalu bisa diambil dan menjadi ujian untuk semakin menaikkan derajat jika kita tetap berbaik sangka kepada-Nya.
Selain itu, musibah bencana alam juga bisa disebabkan karena ulah tangan manusia yang berbuat merusak alam. Misalnya, banjir ataupun tanah longsor yang disebabkan karena kurangnya resapan air akibat menggunduli hutan dengan seenaknya.
Terjadinya bencana alam sejatinya merupakan peringatan kepada manusia untuk melakukan introspeksi terhadap apa yang selama ini dilakukan. Termasuk bencana yang menimpa negeri kita ini. Jika kita melirik di sepanjang tahun 2018 ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan yang menghinggapi bangsa ini. Diberbagai bidang dan sistem pemerintahan tak pernah absen dalam menyumbang persoalan.
Dalam bidang ekonomi saja, Indonesia terus-menerus dililit oleh utang ribuan triliun rupiah. Bahkan, seperti yang dilansir oleh detik.com pada tanggal 25 Desember 2018 kemarin, disepanjang era pemerintahan Jokowi-JK, utang pemerintah bertambah menjadi Rp. 1.644,22 Triliun. Belum lagi, akibat masuknya modal Asing, utang luar negeri Republik Indonesia kembali naik (detik.com/27 Desember 2018). Dan memang begitulah ketika ekonomi disistem kapitalis seperti hari ini. Riba yang berlipat-lipat akan semakin membuat hutang membengkak jika tidak segera dilunasi. jelas riba ini diharamkan oleh Allah SWT.
Pergaulan bebas, pacaran dan LGBT pun masih banyak terjadi. Bahkan, begitu banyak survei yang membuktikan maraknya tindakan kemaksiatan ini. Muda-mudi tanpa ikatan yang sah dengan leluasanya bisa berdua-duaan melakukan tindakan yang jelas dilarang oleh agama. Namun, hal itu tak serta merta terdapat larangan serta hukuman dalam undang-undang hari ini. Bukankah ini juga merupakan kemaksiatan?
Miras atau minuman keras juga masih banyak beredar dengan diperjual belikan dengan legal. Itu disebabkan memang karena dalam peraturan saat ini tidak melarang miras, namun peraturan yang ada hanya bersifat mengawasi dan mengendalikan miras itu sendiri. Tak perlu membeberkan dalil lagi untuk meyakinkan miras haram untuk diminum dan diperjual belikan. Namun, apa daya? Dengan dalih besarnya pemasukan kepada negara, hal yang haram menjadi halal hari ini. Sekali lagi, ini adalah kemaksiatan!
Negara pun tak pernah melarang ketika ada banyak kemaksiatan yang dipertontonkan. Konten-konten yang tak sepantasnya dilihat masih sering berseliweran dihadapan kita. Misalnya yang terbaru yakni iklan yang dibintangi oleh K-POP Blackpink yang kontroversional dengan pakaian yang sangat minimalis. Dan tidak hanya iklan itu saja, masih banyak juga adegan dewasa, aurat yang tidak tertutup, dan tindakan kekerasan serta syirik yang ditayangkan di TV hari ini. Jelas tayangan itu tak mungkin bisa ditampilkan tanpa ada persetujuan dari lembaga pemerintahan yang berwenang mengawasi hal itu. Dan lagi-lagi, kemaksiatan itu diperbolehkan!
Kemaksiatan hari ini terjadi lagi dan lagi secara tersistem. Akibat penerapan sistem kapitalisme yang didasari oleh asas sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan), aturan Allah SWT tidak lagi dihiraukan. Na’udzubillah. Namun, aturan-aturan buatan manusia, yang lahir dari pemikiran-pemikiran manusia- yang jelas-jelas kelemahan aturannya- yang digunakan untuk mengatur  kehidupan kita hari ini. Selain dengan asas sekulerisme, tegaknya sistem kapitalisme ini juga didasari dengan asas manfaat atau materi. Maka, segala aturan yang akan digunakan untuk mengatur haruslah membawa manfaat materiil walaupun aturan itu bisa berdampak buruk pada generasi selanjutnya. Misalnya saja, pada contoh miras diatas yang masih diperbolehkan untuk dijual belikan karena negara akan mendapatkan untung. Padahal bahaya kesehatan dan moral yang makin rusak pasti  jauh lebih besar dari pada keuntungan yang akan diperoleh.
Maka, sudah saatnya renungan ini menjadi alarm peringatan atas kemaksiatan yang sudah terjadi dan menjadi cambukan semangat untuk memperbaiki bangsa ini. Dan memang tak ada solusi lain untuk memperbaiki bangsa ini dengan kembali kepada penerapan aturan dari Allah SWT. dan meninggalkan aturan yang bersumber dari akal manusia semata. Aturan Allah SWT yang telah tertuang dalam Kitab yang Mulia Al-Qur’anul Kariim, yang harusnya kita jadikan pedoman dalam kehidupan kita. Dan penerapan itu telah dicontohkan dan bahkan dahulu pernah menjadi peradaban yang agung dengan kemajuan ekonominya, ilmu pengetahuan dan teknologinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Yukk Berhijab"

Meluruskan Pemahaman Ajaran Islam Khilafah

Mendamba Pendidikan Gratis