‘Cuitan’ Kontroversional Denny Siregar
sumber gambar: Republika.co.id
‘Cuitan’ Kontroversional Denny Siregar
Oleh: Yuni
Auliana Putri, S. Si (Aktivis Dakwah)
Warganet akhir-akhir ini diramaikan dengan
pembahasan soal status Facebook Denny Siregar seorang penulis dan pegiat sosial media. Pasalnya, pada status yang dibuatnya bernadakan 'ketidaksukaan'
bahkan menjadi bisa menjadi sebuah fitnah. Status yg diunggah pada laman
Facebook pada 27 Juni 2020 yang berjudul “ADEK2KU CALON TERORIS YG ABANG SAYANG”.
Dengan menggunakan foto ilustras santri yang memakai atribut tauhid yang diketahui ternyata
merupakan santri Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya. Foto tersebut diambil saat para santri
mengikuti aksi damai 313 di depan Masjid Istiqlal Jakarta pada tahun 2019.Sontak, unggahan tersebut membuat Pesantren Tahfidz Qur’an Daarul Ilmi geram dan melaporkan Denny Siregar ke Polisi.
Dikutip dari laman Republika.co.id Koordinator FPP Wilayah Priangan Timur, KH Yusuf Roni
meminta aparat penegak hukum dapat bertindak cepat dalam menangani kasus itu.
Sebab, kasus itu telah membuat kegaduhan umat Islam dan nonmuslim. "Saya
percaya pada kepolisian agar mengusut tuntas untuk kenyamanan dan keamanan
bangsa Indonesia, khususnya Tasikmalaya. Kalau tidak segera diproses, kegaduhan
tak akan berhenti, justru ini akan merembet ke masalah lain," kata dia,
Ahad (5/7).
Entah apa yang ada dalam benak Bapak Denny Siregar
tersebut dengan mengatakan (status FB nya) kepada adek-adek dalam foto
ilustrasi dengan menyebut "calon teroris". Sungguh, ini merupakan
hinaan dan fitnah. Atas dasar apa ia bisa mengatakan mereka sebagai "calon
teroris". Apakah karena bendera atau sorban yang dikenakan bertuliskan
kalimat "La ilaha Illallah" atau karena yang dipegang adalah bendera
yg bertulis kalimat tersebut juga? Ataukah Bapak mengira itu bendera teroris
atau bendera ISIS?
Astaghfirullah. Sungguh
miris melihat fakta tersebut. Sebenarnya bukan
kali ini saja bendera tuhid disebut sebagai bendera teroris atau bendera
kelompok terlarang katanya. Sebelumnya pun ada beberapa tokoh yang mengucapkan
hal yang serupa.
Meluruskan Pemahaman Bendera Tauhid
Bendera
yang bertuliskan kalimat Tauhid merupakan benderanya Rasulullah SAW. Bendera
yang berwarna putih dengan tulisan yang berwarna hitam disebut Al-Liwa, sedangkan yang berwarna hitam dengan
tulisan yang berwarna putih disebut ar-Rayah.
Namun secara syar’i, al-liwa (jamak: al-alwiyah) dinamakan pula ar-rayah
al-azhimah (panji agung), dikenal dengan bendera negara dan symbol kedudukan
pemimpin.
Jika
kita mempelajari ke dalam sirah Nabawiyah, bendera Tauhid ini di junjung tinggi
oleh Rasulullah SAW. Misalnya saja saat terjadi Perang Mut’ah, tiga Panglima
perang yang dipilih Rasulullah SAW, mereka meninggikan Kalimat Tauhid, mereka
tidak membiarkan bendera tersebut jatuh ke tanah. Meskipun tangan kanan mereka
putus karena sebatan pedang, tangan kiri masih berusaha untuk memegang erat
bendera Tauhid. Sampai kedua tangannya terputus pun, mereka tetap
mempertahankannya sampai mereka saling bergantian memegang erat Bendera Tauhid
tersebut sampai mereka mati dalam keadaan Syahid. Begitulah gambaran para sahabat dalam menjaga
bendera tauhid.
Sikap
inilah yang semestinya kita juga tunjukkan kepada bendera tauhid yaitu
menjaganya bukan malah memfitah dengan
menyebutnya bendera teroris. Apalagi dalam bendera tersebut berisikan
kalimat yang Agung “La ilaha Illallah Muhammad Rasulullah”. Kalimat ini
semestinya senantiasa kita perkuat dalam hati kita,kita ucapkan pun wajib kita
buktikan dalam perbuatan kita yaitu dengan taat secara kaffah terhadap aturan
yang Allah SWT turunkan.
Komentar
Posting Komentar